Waktu itu terus bejalan dan berganti, begitu pula hati dan perasaan seseorang.
Setiap orang memiliki hati dan perasaan. Mereka memiliki rasa suka, senang, kagum bahkan sedih. Ada hati yang kokoh, adapula hati yang rapuh. Waktu yang silih berganti membuat rasa seseorang menjadi berubah. Jika orang tersebut sudah berniat melupakan segala kenangannya, maka akan cepat hati itu berpaling.
Suatu kisah, ada seorang perempuan yang bernama Nadia. Dia memiliki seorang sahabat di sekolah yang bernama Angga. Setiap hari mereka selalu berkomunikasi saling bertukar kabar.
Angga : Hai, lagi ngapain, udah makan ?
Nadia : lagi nonton tv, udah makan juga. Kamu lagi ngapain?
Angga : lagi diem aja
Obrolan mereka hanyalah sebatas pertanyaan yang selalu berulang-ulang namun cukup menghilangkan rasa sepi mereka. Seiring berjalannya waktu, Nadia memberikan rasa lebih dalam persahabatan mereka. Nadia tak mampu untuk mengatakan, dan ia simpan dalam dirinya. Namun tanpa disangka, ternyata Angga memiliki rasa ke orang lain, dan menceritakan ke Nadia.
Angga : Hee aku suka sama Rani, anak kelas sebelah.
Nadia : Ciee ada yang lagi kasmaran nih, sukamu yang cantik-cantik deh. (sambil menyembunyikan rasa kecewa).
Angga : Ya harus dong, do'akan aku diterima.
Nadia : Iya pasti.
Rasa kecewapun muncul di hati Nadia. Namun Nadia tak pernah berani mengatakan rasanya kepada Angga. Hanya kata ikhlas yang ada dibenak Nadia.
Beberapa hari kemudian, Angga sudah berhasil memikat hati Rani.
Angga : Hee aku udah pacaran sama Rani
Nadia : Lah kok cepet banget
Angga : Iya dong
Nadia : hehe selamat dah ya, jaga baik-baik tuh hatinya orang.
Angga : Pasti. Kamu akan selalu jadi sahabatku. Oke
Nadia : Pasti dong
Kini hati Nadia sudah rapuh, tak ada harapan lagi untuk memiliki Angga. Hati Nadia pun bertambah kesal ketika Angga selalu menceritakan hari-harinya bersama Rani. Namun Nadia selalu mendengar curhatan sang sahabat.
Angga : Hee lagi ngapain?
Nadia : lagi diem aja
Angga : Aku habis jalan-jalan sama Rani
Nadia : Oh ya, seneng dong
Angga : Iya dong, besok kamu giliran ku ajak main.
Nadia : Haha gak usah aneh-aneh deh. Aku bisa jalan-jalan sendiri
Angga : Yakin?
Nadia : Iya
Setiap hari Nadia harus menahan rasa cemburu dan sakit hati yang tak diketahui oleh Angga. Nadia pun mulai mencoba bersikap biasa dan menghilangkan sedikit demi sedikit perasaannya terhadap Angga. Namun hal tersebut begitu sulit dilakukan karena Anggapun selalu menghubungi Nadia, meskipun tidak sesering ketika Angga belum bersama Rani. Hari-hari Nadia begitu menyedihkan, namun Nadia mencoba untuk menyenangkan dirinya bersama dengan teman-teman disekolah. Nadia tidak terlalu menganggap serius obrolan bersama Angga.
Dua bulan kemudian, Angga mengatakan bahwa dia sudah putus dengan Rani. Hubungan mereka tidak berlangsung lama, namun cukup lama melukai hati Nadia.
Angga : Hee, aku putus sama Rani huhu
Nadia : Hmm kok bisa?
Angga : Gak tau, tiba-tiba dia mutusin aku tanpa sebab
Nadia : Oh ya, sabar dah ya
Entah kenapa, perasaan Nadia biasa saja mendengar cerita sang sabahat. Seharusnya Nadia merasa senang dengan cerita itu karena dia masih ada kesempatan lagi bersama Angga. Namun, perasaan Nadia kini sudah berubah, ia tidak memiliki rasa lagi ke Angga. Ia mulai asik dengan teman-temannya yang selalu membuatnya tersenyum bahagia.
Kini masa-masa sekolah tlah usai, kita sudah memiliki rencana dan jalan masing-masing. Kita sama-sama berjuang untuk meraih cita-cita kita hingga saling bertukar kabarpun sudah mulai jarang.
Angga : Hee, gimana kabarnya?
Nadia : Baik. Kamu?
Angga : Baik juga
Nadia : gimana kerjaanmu?
Angga : lancar
Nadia : syukurlah
Dua tahun berlalu, Nadia sudah nyaman dengan kehidupannya saat ini. Rasa kangen bersama Angga masih dirasakan, namun bukan kangen menjadi penunggu hati Angga melainkan kangen menjadi sahabat Angga. Nadia pun sudah memantapkan hati untuk membuka hati kepada orang lain yang akan tulus mencintainya.
Angga : Apa kabar?
Nadia : Baik dong. kamu gimana?
Angga : Baik juga. Udah punya pacar?
Nadia : Haha belum nih. Kamu?
Angga : Belum juga. Btw kita udah kenal lama, dan udah mengerti satu sama lain. Gimana kalau pacaran?
Nadia : Hehe katanya kita sahabatan
Angga : Mau apa enggak?
Nadia : Aku pengen punya teman lain
Angga : Jadi gak mau nih?
Nadia : Aku pengen punya teman yang lain hee.
Sungguh bijak jawaban Nadia utntuk Angga. Setelah kejadian tersebut, Nadia tau, hati kita cuma satu dan butuh untuk diberi kebahagiaan. Cukup masa lalu buat pelajaran kedepannya. Tak pernah dalam hati Rani ingin memutus ikatan persahabatan dengan Angga. Sesuai dengan kemauan Angga, Nadia akan menjadi sahabat Angga meskipun kelak Nadia akan mendapat seseorang yang tulus mencintainya.
Hati bukan tempat untuk bermain. Takkan ada hati yang mampu bertahan sekuat Nadia, ia tetap tegar menghadapi liku-liku kisah cintanya. Hal yang perlu diresapi. Waktu terus berputas, tak semua orang bisa hidup dalam kondisi yang sama dengan masa lalunya. Orang yang bangkit lebih banyak mendapatkan kebahagiaan melebihi apa yang ia harapkan Jangan pernah menyia-nyiakan orang yang tulus mencintaimu.
By : Yunita Kurniawati